Kamis, 27 Desember 2012

teknologi layar dan teknologi touchscreen

Untuk postingan yang ini lebih membahas dunia teknologi yang sedang marak-maraknya saat ini. Sebut saja mulai teknologi layar dan teknologi touchscreen. Tidak bertele-tele lagi, mari kita simak pembahasan berikut.

1. Teknologi layar

Teknologi layar saat ini banyak bermunculan teknologi baru. Namun, saya akan mengulas layar pada Plasma, LCD, LED dan AMOLED.

a. Plasma

Layar plasma hanya ditemukan di HDTV berukuran sangat besar dan LCD pun tampak mulai menggantikan plasma. Layar jenis ini memiliki kontras yang baik, dengan warna putih terang dan hitam gelap. Reproduksi warnanya sangat baik serta memiliki sudut tampilan yang menakjubkan.
Layar plasma tidak banyak mengubah tampilan warna maupun pencahayaan saat Anda melihatnya dari samping. Selain itu untuk membuat layar ini dalam ukuran besar pun harganya relatif murah.
Plasma juga memiliki kekurangan yang membuatnya sulit diadopsi perangkat berukuran kecil. Layar jenis ini terlalu tebal, berat dan memakan banyak daya. Ditambah lagi terdapat kesulitan untuk memasukkan banyak pixel ke dalam plasma, sehingga perangkat berukuran kecil akan menderita resolusi rendah.b. LCD (Liquid Crystal Display)



Layout pixel layar LCD In-Plane Switching milik LG Optimus 4X HD


LCD (Liquid Crystal Display) adalah jenis layar paling luas digunakan. LCD biasanya ditemukan di mayoritas HDTV, desktop, laptop, tablet atau smartphone. Ada banyak jenis LCD yang digunakan, tapi hanya tiga kelas utama saja akan disebutkan di sini.
Pertama adalah LCD Twisted Nematic (TN). Layar ini mudah diproduksi secara massal. Responsnya cukup cepat dengan kecepatan terendah pada 2 milisekon. Meskipun belum secepat OLED, ini adalah yang tercepat di jenis LCD.
Respons yang cepat bisa mengurangi blur pada gambar bergerak. Sayangnya, gambar yang diproduksi panel TN juga berada di kualitas rendah. Spektrum warnanya tidak lebih banyak dari teknologi lain. Sudut pandangannya juga buruk, terutama bila dipandang dari samping bisa terjadi perubahan warna.
Kedua adalah LCD In-Plane Swithcing (IPS). Teknologi ini pertama kali dikembangkan oleh Hitachi pada 1996. Namun di masa kini, sebagian besar panel IPS diproduksi oleh LG. Ada beberapa variasi untuk LCD IPS ini, yaitu Super IPS, Advance Super IPS dan IPS Pro.
Kelebihan IPS adalah masing-masing subpixel warna merah, biru atau hijau bisa menampilkan tingkat kecerahan 8 bit, sehingga warnanya lebih akurat. IPS bisa menampilkan spektrum warna yang lebih banyak. Karena alasan tersebut pula b`nyak seniman dan fotografer yang mengidolakannya.
Sudut pandangannya juga lebih luas dan dilihat dari mana pun akan menampilkan warna yang tepat. Amazon Kindle Fire, iPad dan iPhone dari Apple, serta Asus Eee Pad Transformer adalah contoh yang memakai layar jenis ini.
Kekurangannya adalah kecerahannya tidak tampil lebih baik dari panel TN. Kemudian grafis yang bergerak di kecepatan tinggi kadang-kadang bisa meninggalkan jejak. Harganya juga masih cukup mahal.
Ketiga adalah LCD Vertically Aligned (VA). Kemampuan panel ini berada di antara IPS dan TN. 

Reproduksi warnanya lebih baik ketimbang panel TN dan bisa menampilkan kecerahan 8 bit per subpixel. 

Namun spektrum warna yang ditampilkan tidak sebanyak IPS. Sudut pandangannya pun lebih baik dari TN, namun tidak seluas IPS.c. LED (Light Emiting Dioda)



merupakan komponen yang dapat mengeluarkan emisi cahaya. LED merupakan produk temuan lain setelah dioda. Strukturnya juga sama dengan dioda, tetapi belakangan ditemukan bahwa elektron yang menerjang sambungan P-N juga melepaskan energi berupa energi panas dan energi cahaya.
LED dibuat agar lebih efisien jika mengeluarkan cahaya. Untuk mendapatkna emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang pakai adalah galium, arsenic dan phosporus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula.Pada saat ini warna-warna cahaya LED yang banyak ada adalah warna merah, kuning dan hijau.LED berwarna biru sangat langka.
Pada dasarnya semua warna bisa dihasilkan, namun akan menjadi sangat mahal dan tidak efisien. Dalam memilih LED selain warna, perlu diperhatikan tegangan kerja, arus maksimum dan disipasi daya-nya. Rumah (chasing) LED dan bentuknya juga bermacam-macam, ada yang persegi empat, bulat dan
d. OLED (AMOLED)



Layout pixel layar AMOLED dengan "pentile display" milik HTC One S

Organic light-emitting diode (OLED) adalah teknologi layar digital terbaru di pasar konsumer. Anda sering menemuinya di pasar dengan label AMOLED (active matrix organic light-emitting diode). Istilah active matrixberarti layar langsung mengendalikan nyala atau mati, terang atau redup setiap sub pixel.
Label tersebut bisa dikatakan tidak berguna. Pasalnya secara virtual, seluruh layar OLED dan LCD di perangkat konsumer masa kini menggunakan istilah active matrix dan tidak ada hal yang spesial di dalamnya.
Teknologi OLED menawarkan banyak kelebihan. Layar jenis ini memakan daya lebih kecil sekalipun dibandingkan dengan LCD paling hemat energi. Karena langsung memancarkan cahaya tanpa mengandalkan backlit, layar ini bisa berukuran sangat tipis.Selain itu, layar OLED juga punya respons sangat cepat dengan kecepatan perubahan warna setiap pixelnya melebihi LCD tercepat. Blur dalam gambar bergerak jadi berkurang. Dilihat dari sudut manapun, layar jenis ini hanya memperlihatkan sedikit sekali perubahan kontras atau warna.


Layar AMOLED (kiri) memiliki tingkat kontras yang lebih tinggi dibandingkan LCD

Kebanyakan layar AMOLED memiliki struktur pixel yang disebut "pentile display", di mana dua sub-pixel merah dan biru berukuran lebih besar dan ditempatkan diantara dua sub-pixel berwarna hijau yang berukuran normal. Dengan kemikian, susunan pixel-nya menjadi' Red-Green-Blue-Green (RGBG), bukan Red-Green-Blue seperti pada LCD.
Keuntungan dari "pentile display" adalah sebuah layar AMOLED bisa dibuat seterang layar konvensional dengan hanya sepertiga jumlah sub-pixel yang biasanya diperlukan. Kekurangan teknologi ini adalah harga produksinya yang lebih mahal ketimbang LCD atau plasma. Kekurangannya, dikarenakan oleh ukuran sub-pixel merah dan biru yang lebih besar, layar jadi terlihat "grainy" atau tampak seperti memiliki resolusi rendah, walau sebenarnya tidak demikian.
Layar AMOLED biasanya sulit dilihat di bawah pancaran cahaya matahari langsung, tetapi teknologi Super AMOLED Plus dari Samsung yang tidak menggunakan "pentile display" telah memberi peningkatan dalam hal ini.
Beberapa perangkat-perangkat populer yang menggunakan layar AMOLED: Samsung Galaxy S series, Nokia Lumia 900, and HTC One S.

2. Teknologi multitouch




Touchscreen menjadi trend setelah semua perangkat device menggunakan teknologi ini. Diawali dengan produk handphone, monitor, tv, hingga ultrabook sekarang sudah support touchscreen. Dalam ulasan kali ini saya focus pada bagaimana cara kerja layar sentuh dapat membantu untuk merawat dan membedakan jenis-jenis layar sentuh pada handphone jaman sekarang ini. Ada 4 jenis, yaitu resistive, capacitive, surface acoustic wave system dan multi touchscreen.

a. Resistive Screen

Sistem resistif layarnya dilapisi oleh lapisan tipis berwarna metalik yang bersifat konduktif dan resistif terhadap sinyal-sinyal listrik. Maksud dari lapisan yang bersifat konduktif adalah lapisan yang bersifat mudah menghantarkan sinyal listrik, sedangkan lapisan resistif adalah lapisan yang menahan arus listrik.Kedua lapisan ini dipisahkan oleh sebuah bintik-bintik transparan pemisah, sehingga lapisan ini pasti terpisah satu sama lain dalam keadaan normal. Pada lapisan konduktif tersebut juga mengalir arus listrik yang bertugas sebagai arus referensi.





Ketika terjadi sentuhan kedua lapisan ini akan dipaksa untuk saling berkontak langsung secara fisik. Karena adanya kontak antara lapisan konduktif dan resistif maka akan terjadi gangguan pada arus listrik referensi tersebut.

Efek dari gangguan ini pada lapisan konduktif adalah akan terjadi perubahan arus-arus listriknya sebagai reaksi dari sebuah kejadian sentuhan. Perubahan nilai arus referensi ini kemudian dilaporkan ke controllernya untuk di proses lebih lanjut lagi.

Informasi sentuhan tadi diolah secara matematis oleh controller sehingga menghasilkan sebuah joordinat dan posisi yang akurat dari sentuhan tersebut. Kemudian informasi diintegrasikan dengan program lain sehingga menjadi aplikasi yang mudah digunakan.

Layar dengan teknologi ini memiliki tingkat kejernihan gambar sebesar 75% saja, sehingga monitor akan tampak kurang jernih. Touch sensor jenis ini sangat rentan dan lemah terhadap sentuhan benda-benda yang agak tajam.

Teknologi ini tidak akan terpengaruh oleh elemen-elemen lain di luar seperti misalnya debu atau air, namun akan merespon semua sentuhan yang mengenainya, baik itu menggunakan jari tangan langsung maupun menggunakan benda lain seperti stylus. Sangat cocok digunakan untuk keperluan di dalam dunia industri seperti di pabrik, laboratorium, dan banyak lagi.


Definisi sederhananya:
Layar yang cara kerjanya harus ditekan, dapat menggunakan jari atau benda apapun yg ditekankan di layar. Kelemahan untuk layar ini adalah jika diletakkan dikantong (terutama kantong celana), bisa tertekan-tekan dan mengakibatkan layar jadi gampang rusak karena sering tertekan.

Indoor: sangat baik
Outdoor: kurang optimal

Contoh HP yg menggunakan layar resistif adalah Samsung Star, Sony Erricson W950. Siri-cirinya adalah dengan disertakan stylus didalam paket HP-nya. Pilihlah wadah yang menggunakan model flip, jadi layar dapat terlindung dari tekanan. Sebaliknya tidak disarankan menggunakan wadah HP model pouch.

b. Capacitive Screen




Sistem kapasitif memiliki sebuah lapisan pembungkus yang merupakan kunci dari cara kerjanya, yaitu pembungkus yang bersifat capasitive pada seluruh permukaannya. Panel touchscreen ini dilengkapi dengan sebuah lapisan pembungkus berbahan indium tinoxide yang dapat meneruskan arus listrik secara kontiniu untuk kemudian ditujukan ke sensornya.

Lapisan ini dapat memanfaatkan sifat capacitive dari tangan atau tubuh manusia, maka dari itu lapisan ini dipekerjakan sebagai sensor sentuhan dalam touchscreen jenis ini. Ketika lapisan berada dalam status normal (tanpa ada sentuhan tangan), sensor akan mengingat sebuah nilai arus listrik yang dijadikan referensi.




Ketika jari tangan Anda menyentuh permukaan lapisan ini, maka nilai referensi tersebut berubah karena ada arus-arus listrik yang berubah yang masuk ke sensor. Informasi dari kejadian ini yang berupa arus listrik akan diterima oleh sensor yang akan diteruskan ke sebuah controller. Proses kalkulasi posisi akan dimulai di sini.
Kalkulasi ini menggunakan posisi dari ke empat titik sudur pada panel touchscreen sebagai referensinya. 

Ketika hasil perhitungannya didapat, maka koordinat dan posisi dari sentuhan tadi dapat di ketahui dengan baik. Akhirnya informasi dari posisi tersebut akan diintegrasikan dengan program lain untuk menjalankan sebuah aplikasi.
Capasitive touchscreen baru dapat bekerja jika sentuhan-sentuhan yang ditujukan kepadanya berasal dari benda yang bersifat konduktif seperti misalnya jari. Tampilan layarnya memiliki kejernihan hingga sekitar 90%, sehingga cocok untuk digunakan dalam berbagai keperluan interaksi dalam publik umum seperti misalnya di restoran, kios elektronik, lokasi Point Of Sales, dsb.
Definisi sederhananya:
Harus dengan sentuhan jari, tidak dapat menggunakan benda lain (kuku, stylus, dsb). Karena layar ini bekerja dengan memanfaatkan muatan listrik yang ada ditubuh kita. Layar sentuh model kapasitif ini hampir tidak memiliki kelemahan yang berarti, karena layar ini adalah pengembangan terbaru untuk menggantikan layar resistif.

Indoor: sangat baik
Outdoor: sangat baik
Keunggulannya: layar jenis ini tidak terpengaruh terhadap tekanan, jadi walaupun HP diletakkan dikantong tidak menjadi masalah. Penggunaan wadah model pouch bisa dikategorikan aman. Ciri-cirinya adalah tidak disertakan stylus didalam paket HP-nya. Contoh HP yg menggunakan layar kapasitif adalah Samsung Corby Touchscreen, iPhone.


b. Surface Acoustic Wave System
Teknologi touchscreen ini memanfaatkan gelombang ultrasonik untuk mendeteksi kejadian di permukaan layarnya. Di dalam monitor touchscreen ini terdapat dua tranduser, pengirim dan penerima sinyal ultrasonik.
Selain itu dilengkapi juga dengan sebuah reflektor yang berfungsi sebagai pencegah agar gelombang ultrasonic tetap berada pada area layar monitor.
Kedua tranduser ini dipasang dalam keempat sisi, dua vertikal dan dua horizontal. Ketika panel touchscreen-nya tersentuh, ada bagian dari gelombang tersebut yang diserap oleh sentuhan tersebut, misalnya terhalang oleh tangan, stylus, tuts, dan banyak lagi. Sentuhan tadi telah membuat perubahan dalam bentuk gelombang yang dipancarkan.




Perubahan gelombang ultrasonik yang terjadi kemudian diterima oleh receiver dan diterjemahkan ke dalam bentuk pulsa-pulsa listrik. Selanjutnya informasi sentuhan tadi berubah menjadi sebentuk data yang akan di teruskan ke controller untuk diproses lebih lanjut.
Data yang dihasilkan dari sentuhan ini tentunya adalah data mengenai posisi tangan Anda yang menyentuh sinyal ultrasonik tersebut. Jika ini dilakukan secara kontinyu dan terdapat banyak sekali sensor gelombang ultrasonic pada media yang disentuhnya, maka jadilah sebuah perangkat touchscreen yang dapat Anda gunakan.
Teknologi ini tidak menggunakan bahan pelapis metalik melainkan sebuah lapisan kaca, maka tampilan dari layar touchscreen jenis ini mampu meneruskan cahaya hingga 90 p.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar